Maxime

Maxime. Is a french name that is given to me by my french teacher sewaktu belajar dekat UKM sebab itu yang paling dekat dengan nama aku. Mal. Maxime. Such a cool name. And then, aku turunkan nama tu dekat kasut aku sebab dia awesome. Everybody, say hi to Maxime.

Bonjour. Je m'appelle Maxime. Et toi?

Harini sepanjang hari aku menenung wajahnya dengan harapan dia dapat membawa aku lari daripada rumah ini. Maxime membisu. Voice your opinion out, Maxime. Kau tahu kan kau adalah secebis daripada ribuan cebisan diri ini? Without you im just an exteriorly imperfect moulded with the human shape.

Aku kenakan kaki aku dekat Maxime. Of course muat. Aku angkat kaki untuk mula melangkah tapi Maxime terlalu berat. Stuck. Why Maxime? Why? Sebab aku memasang niat jahat menurut pandangan mereka? You obey their flawed injustice law? Or it is just some kind of test for me to see how far im willing to go with my plan? Somehow i cannot read your mind.

Kita pernah berlari bersama-sama dalam mencari ketenangan. Aku bersyukur akan kehadiran kau dalam hidup aku. Aku mengharapkan kau dapat bawa aku lari meninggalkan dilema yang tiada noktah ini. Run to a world where peace is the only thing that matters. No hatred. No curse. No negative charge. Or at least keluar daripada istana pagar ini so i can find the true definition of silence. I know it is much to ask but why stopping here? Im questioning your honesty. Did you sign up to be with me for the rest of your life, Maxime?

I know when he open his mouth, he will speak volume. So aku masih menenung matanya. Masih tiada jawapan.